Cari diblog ini
Resistor
Pengertian Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk
menghambat arus listrik dan menghasilkan nilai resistansi. Resistor memiliki
beragam jenis dan bentuk.Diantaranya resistor yang berbentuk silinder, SMD (Surface
Mount Devices), dan wirewound. Jenis jenis resistor antara lain
komposisi karbon, metal film, wirewound, SMD, dan resistor dengan
teknologi film tebal. Resistor biasanya berbentuk silinder dengan pita pita
warna yang melingkar di badan resistor. Pita pita warna ini dikenal
sebagai kode resistor. Dengan mengetahui kode resistor kita dapat
mengetahui nilai resistansi resistor, toleransi, koefisien temperatur dan
reliabilitas resistor tersebut.
Fungsi dan kegunaan resistor pada rangkaian
a. Sebagai pembagi
arus dan pembagi tegangan
b. Sebagai penurun
tegangan
c. Sebagai
penghambat arus listrik.
Spesifik yang lain
yang harus diperhatikan dalam memilih resistor pada suatu rancangan selain
besar resentasinya adalah besar watt-nya karena resistor bekerja di alirin arus
listrik maka akan terjadi disipasi daya berupa panas sebesar W=I2R watt.
Semakin besar ukuran fisik suatu resistor bisa menunjukkan semakin besar
kemampuan disipasi daya resistor tersebut. Umumnya di pasar tersedia
ukuran 1/8, 1/4, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt.
Di bawah ini adalah nilai dari masing-masing kode warna dari
resistor
Alat - Alat Pengaman Arus Listrik
Komponen atau alat pengaman arus listrik adalah alat yang
digunakan untuk memutus secara otomatis apabila dalam suatu Instalasi Listrik
mengalami gangguan seperti beban lebih,
hubung singkat (korsleting), percikan api, dan lain – lain. Alat pengaman listrik
otomatis ini terbagi menjadi 8 yaitu :
1. MCB (Miniature Circuit Breaker)
MCB adalah alat
pengaman arus listrik dari beban lebih dan hubung singkat.
2. MCCB ( Mold Case Circuit Breaker)
Fungsi MCCB
sama Dengan MCB. Yang
membedakan MCCB dan MCB adalah MCCB mempunyai kemampuan pemutus arus yang dapat diatur
sesuai dengan batas beban
yang diinginkan.
3. ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker)
4. ACB ( Air Circuit Breaker)
ACB merupakan
alat pengaman listrik yang dapat mengamankan aliran listrik
dengan pemadam busur api berupa udara.
5. OCB (Oil Circuit Breaker)
6. VCB (Vacuum Circuit Breaker)
7. NFCB (No Fuse Circuit Breaker)
Fungsi NFCB
adalah untuk menghubungkan dan memutus tegangan atau arus utama dengan
sirkuit atau beban, selain itu berfungsi juga untuk memutuskan atau melindungi
beban dari arus yang
berlebihan ataupun jika terjadi hubung singkat
8. SF6CB (Sulfur Circuit Beraker)
Sama halnya
dengan ACB, OCB, dan VCB, SF6CB adalah pengaman arus listrik dari busur api yang membedakannya adalah
pemutusan arus pada rangkaian dilakukan menggunakan gas Sulfur Hexafluoride
Cara Menyolder Yang Baik
Soldering (proses menyolder) didefinisikan dengan
“menggabungkan beberapa logam (metal) secara difusi yang salah satunya
mwmpunyai titik cair yang relatif berbeda”. Dengan kata lain, kita bisa
menggabungkan dua atau lebih benda kerja (metal) dimana salah satunya mempunyai
titik cair relative lebih rendah, sehingga metal yang memiliki titik cair
paling rendah akan lebih dulu mencair. Ketika proses penyolderan (pemanasan) di
hentikan, maka logam yang mencair tersebut akan kembali membeku dan
menggabungkan secara bersama-sama metal yang lain. Proses menyolder
biasanya diaplikasikan pada peralatan
elektronik untuk menempelkan/menggabungkan komponen elektronika pada papan circuit
(PCB).
Ada
beberapa langkah yang harus kita ketahui sebelum kita menyolder, diantaranya :
A.
Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan pada saat menyolder, diantaranya :
Peralatan yang dibutuhkan pada saat menyolder, diantaranya :
1. Timah solder/Tinol (metal yang
mempunyai titik cair cukup rendah sehingga mudah mencair).
2. Multitester/Multimeter (digunakan
untuk memeriksa komponen sebelum disolder).
3. Penjepit/tang (digunakan untuk
menjepit kaki komponen elektronika yang akan di solder, sehingga komponen
tersebut mudah dipasang dan tidak terlalu panas karena sebagian panas akan
disalurkan pada penjepit).
4. Penghisap solder (digunakan untuk
membersihkan tinol baik yang ada pada PCB maupun komponen, juga digunakan untuk
mempermudah waktu mencabut komponen dari PCB).
5. Dudukan solder (digunakan untuk
menyimpan solder yang panas ketika sedang tidak digunakan).
B.
Keselamatan Kerja
1. Gunakan kacamata polycarbonate atau
yang sejenis untuk melindungi mata dari asap solder
2. Jangan pernah menyentuh elemen
pemanas atau ujung dari solder
3. Selalu kembalikan solder pada stand
soder setelah digunakan atau ketika tidak digunakan
4. Lakukan penyolderan pada area yang
cukup ventilasi
5. Cuci tangan ketika selesai
mengerjakan penyolderan
C. Persiapan
Penyolderan
·
Dipasaran terdapat solder yang mempunyai
rentang daya antara 15 watt s/d 40 watt. Semakin besar tegangannya, solder
tersebut akan semakin panas. Dalam pemilihan solder yang harus kita perhatikan
adalah benda kerja yang akan di solder. Untuk menyolder komponen elektronika
dianjurkan menggunakan solder yang berkekuatan 30 watt, supaya tidak terlalu
panas yang menyebabkan komponen yang disolder menjadi rusak.
·
Periksa PCB dan komponen elektronika yang
akan di solder. Pastikan bahwa komponen-komponen tersebut bisa berfungsi sesuai
dengan yang diharapkan.
D.
Proses Penyolderan
Jika hal diatas sudah dipahami dan
dipersiapkan maka mari lanjutkan pada tahap penyolderan. Perhatikan dengan
seksama tahapan dibawah ini dan hal-hal yang harus dilakukan selama tahap
penyolderan :
1.
Bersihkan PCB dan Kaki Komponen
Bersihkan
bagian-bagian yang akan disolder baik itu PCB maupun kaki komponen elektronika
dengan ampelas halus atau pisau sehingga lapisan-lapisan cat, gemuk atau oksida
tersingkirkan. Bila menggunakan kawat montase berisolasi (misal; kawat email)
maka kelupaslah dulu isolasinya sepanjang 6-7mm kemudian ujung kawat dilapis
dengan timah.
2.
Memasukan Komponen Elektronika
pada PCB
Kawat kaki
komponen dimasukan pada lubang PCB dan bengkokan dengan tang sehingga terdapat
pengait mekanis untuk menjaga posisi komponen. Ujung kawat yang berdiameter
besar harus dipasang sedemikian rupa sehingga penyolderan dapat dilakukan
dengan baik.
3.
Mengatur Posisi PCB
Aturlah posisi PCB dan titik
solderan sehingga cairan timah dapat mengalir sendiri ke titik yang diinginkan
dengan bantuan gravitasi bumi.
4.
Memanaskan PCB dan Kaki Komponen
Letakan
bagian datar dari ujung solder ke sisi yang lebar pada PCB sehingga penyaluran
panas terjadi melalui permukaan yang paling luas.
5.
Menambahkan Timah pada Titik
Solderan
Berikan
timah pada titik solderan dan usahakan lapisan kolophonium lebih dulu mencair
baru kemudian timah. Jumlah timah yang dilebur pada titik solderan tidaklah
harus memenuhi lingkaran pad PCB.
6.
Menarik Timah Solder
Setelah
jumlah timah yang meleleh dirasa cukup, singkirkan timah dari titik solderan.
Tahan ujung solder pada titik solderan sampai timah meresap pada semua bagian
solderan. Setelah itu tarik ujung solder dari titik solderan dan biarkan
beberapa saat untuk proses pendinginan.
7.
Mendinginkan Titik Solderan
Selama
pendinginan, titik penyolderan tidak boleh terguncang untuk menghindari
penyolderan dingin. Penyolderan dingin dapat dilihat dari permukaan timah pada
titik solderan yang menjadi buram.
8.
Perhatikan
Langganan:
Postingan (Atom)